SEMARANG, nukotasemarang.com _ Ahad, 11 Mei 2025 digelar pengajian umum dalam rangka khataman al-Qur’an dan haul ke-18 KH Masyhudi Asy’ari bertempat di halaman Pondok Pesantren Nurul Hidayah Pedurungan Lor Semarang.

Hadir ratusan jamaah baik dari santri, alumni, keluarga besar maupun masyarakat sekitar. KH Abdurrahim, ketua Jamiyyatul Muballighin (JAMU) Kota Semarang didaulat mengisi mauidhoh hasanah.
KH Masyhudi Asyari adalah pendiri Pesantren Nurul Hidayah. KH Masyhudi Asyari yang lahir di Demak yang di masa muda menimba ilmu di pesantren Pilang selama 3 tahun kemudian ke Pesantren Bandungsari Ngaringan Grobogan selama 9 tahun.
KH Masyhudi menikah dengan Bu Nyai Hj. Aminah tahun 1972. Bu Nyai Hj. Aminah puteri KH Zaeni bin KH Abu Naim, sesepuh Penggaron Pedurungan.
Hasil pernikahan KH Masyhudi dengan Bu Nyai Hj. Aminah dikaruniai dua anak yaitu Dra. Hj. Nur Aini dan Dr. KH. In’amuzzahidin, M.Ag.
KH Masyhudi seteleh menikah sering mengisi pengajian di masjid Baitun Naim Pedurungan yang berada di samping rumahnya. Saat itu ada 17 pemuda yang ikut mengaji rutin. Kemudian KH Muslih, pengasuh Pondok Pesantren Futuhiyyah mengetahuinya dan menyarankan KH Masyhudi untuk membangun pondok pesantren. Atas saran KH Muslih, KH Masyhudi kemudian mendirikan pesantren pada tahun 1980. KH Muslih memberi nama Pesantren Nurul Hidayah.
Perkembangan pondok pesantren Nurul Hidayah tergolong pesat. Ratusan santri putra dan putri menimba ilmu di sana.


KH Masyhudi wafat tanggal 9 Dzul Qo’dah 1428 atau 19 Desember 2007.
Pesantren Nurul Hidayah kemudian dikelola puteranya, Dr KH Muhammad In’amuzzahidin atau akrab disapa Gus In’am, dan kakaknya. Gus In’am menghidupkan kajian kitab kuning di pesantren peninggalan ayahandanya itu.
Gus In’am dikenal kiai muda berbobot yang mahir membaca kitab kuning. Beliau juga rutin membaca kitab-kitab karya KH Sholeh Darat, yang dimulai sejak tahun 2011 yang digelar setiap Selasa sore. Kemudian juga mengaji kitab al-Hikam karya Ibnu Athaillah Assakandari setiap Senin malam dimulai sejak 2019. Kemudian juga mujahadah serta maulid Rasul setiap Selasa Kliwon.
Menurut Gus In’am, tujuan dari majlis ta’lim ini adalah untuk syiar ilmu agama yang bisa diikuti oleh masyarakat baik dari kalangan mahasiswa, akademisi, santri dan masyarakat umum. Diawali dari majlis Selasa sore yang khusus ngaji kitab karya KH Sholeh Darat yang dimulai sejak 2011 lalu dan sampai saat ini sudah mengkhatamkan berbagai kitab diantaranya kitab Majmu’at Al Syariah Al Kafiyah Lil Awam, matan Al Hikam, Lathaif At Thaharah, Kitab Munjiyat yang diambil dari kitab Ihya Ulum Al Din, Fasholatan, Manasik Al Hajj wa Al Umroh dan lain-lain.
Seiiring dengan berjalannya waktu banyak permintaan dari masyarakat agar diadakan ngaji kitab pada malam hari sehingga digelar ngaji kitab Taj Al Arus yang alhamdulillah sudah khatam yang digelar setiap Senin malam dan nanti akan dilanjutkan dengan ngaji kitab Al Hikam. (Arina)