Kampanye di 13 Pondok Pesantren, Kopri PKC PMII Jawa Tengah Cegah Kekerasan Seksual

SEMARANG, nukotasemarang.com – Kopri PKC PMII Jawa Tengah memiliki agenda Kopri Goes to Pesantren yg bekerjasama dengan UNICEF untuk mengkampanyekan gerakan pencegahan kekerasan seksual.

Program ini dilakukan dengan menggandeng 13 pesantren di Jawa Tengah untuk dilakukan sosialisasi bahaya kekerasan seksual.

Ketiga belas pesantren tersebut adalah Pondok pesantren Roudlotut Thalibin Leteh Rembang, Pondok Pesantren Dhiya’ul Qur’an Kajen Pati, Pondok Pesantren Manba’ul A’la Jagalan Grobogan, Pondok Pesantren Al-Aqsho Tahfidzul Qur’an Grobogan, Pondok Pesantren An Nur Blora, Pondok Pesantren Darul Falah Besongo Semarang, Pondok Pesantren An Nawawi Purworejo, Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu Kebumen, Pondok Pesantren Al-Qur’aniyy Az-Zayadiyy Surakarta, Pondok Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Surakarta, Pondok Pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah Salatiga, Pondok Pesantren Nurul Asna Salatiga, dan Pondok Pesantren Syafi’I Akrom Pekalongan.

Jumlah peserta yang dijangkau dalam kegiatan ini adalah sebanyak 100 santri per pondok pesantren.

Agenda ini berangkat dari keresahan Kopri Jawa Tengah dalam melihat data kekerasan seksual berdasarkan DP3AKB Provinsi Jawa Tengah yang menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Tengah menjadi provinsi kedua tertinggi kasus kekerasan seksual melalui catatan laporan aduan.

Keberagaman kasus kekerasan seksual dari data yang terlapor salah satunya adalah dari pondok pesantren. Lembaga pendidikan keagamaan yang dipercaya bisa menjadi ruang belajar ilmu agama justru terjadi kekerasan seksual.

Agenda Kopri PKC PMII Jawa Tengah yang dinamai Kopri goes to Pesantren ini menjelaskan mengenai definisi kekerasan seksual, dampak kekerasan seksual, sampai mitigasi yang harusn dilakukan jika terjadi kekerasan seksual.

Program yang diinisiasi oleh bidang advokasi dan jaringan Kopri Jawa Tengah ini disampaikan langsung seluruh materi nya oleh tiga pengurus Kopri Jawa Tengah; yakni chintami budi pertiwi selaku ketua kopri jawa tengah, nurul hanivah selaku ketua bidang advokasi dan jaringan koprinjawa tengah, dan dewi avivah selaku ketua kaderisasi kopri jawa tengah.

Besar harapan Kopri Jawa Tengah pasca agenda ini ialah pesantren-pesantren di Jawa Tengah bisa lebih aware terhadap kekerasan seksual dan bisa menjadi ikhtiar pertama dalam mencegah terjadinya kekerasan seksual.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *