MENCARI GUBERNUR HARAPAN RAKYAT

Oeh : Dr. M Kholidul Adib, MSI (Ketua LTN PCNU Kota Semarang)

Pemilihan gubernur Jawa Tengah akan digelar bulan Nopember 2024, namun wacana nama-nama siapa saja yang akan maju atau diminta maju sebagai kandidat calon gubernur Jawa Tengah sudah mulai bermunculan, bahkan sejumlah polling dan survey popularitas dan elektabilitas tokoh sudah banyak diadakan oleh berbagai kalangan.

Dari sejumlah nama yang muncul dalam berbagai polling dan survey, secara umum saya melihat ada seumlah tokoh yang berpotensi akan diusung sebagai cagub dan cawagub, baik dari kalangan kader partai maupun non partai (professional).
Dari kalangan kader partai ada sejumlah nama yg berpeluang yaitu Bambang Wuryanto dan Hendrar Prihadi (PDIP), KH Yusuf Chudlori (PKB) dan Sudaryono (Gerindra). Sedangkn dari non kader partai di antaranya Kapolda Jateng Irjen Pol Akhmad Luthfi, Ketua PWNU Jateng KH Abdul Ghoffar Rozin atau Gus Rozin dan anggota DPD Dr. Abdul Kholik, SH, MSI.
Tokoh Partai

Di internal PDIP Jateng, ada banyak opsi, bisa mengusung kader sendiri, mengusung gabungan kader sendiri dan koalisi dengan partai lain, atau mendukung figur lain di luar kader PDIP. Opsi pertama, PDIP punya banyak kader hebat yang bisa diusung sebagai calon gubernur, seperti Bambang Wuryanto (Ketua DPD PDIP Jateng), Hendrar Prihadi (Ketua DPC PDIP Kota Semarang), Musthofa (anggota DPR RI mantan Bupati Kudus) dan sejumlah kader lain yang juga mumpumi. Intinya di PDIP banyak kader yang siap untuk diusung sebagai calon Gubernur Jateng. Tentu semua menunggu keputusan Ibu Megawati.

Ada juga isu Bambang Wuryanto (Ketua PDIP Jateng) akan mencalonkan anaknya, Casytha (yang sekarang menjadi anggota DPD RI). Ada juga wacana menggandengkan Hendrar Prihadi dengan Casytha sehingga yang jadi cagub maupun cawagub sama-sama kader PDIP. Apakah ini bisa? PDIP punya pengalaman mengusung kader-kadernya di cagub dan cawagub sekaligus yaitu Ganjar Pranowo – Heru Sujatmoko saat Pilkada 2013 dan berhasil memenangkan Pilkada mengalahkan incumbent Bibit Waluyo dan Sekda Hadi Prabowo. Artinya, P0DIP sudah teruji berhasil mengusung jagonya sendiri.

Tetapi kondisi sekarang agak berbeda, pasca hasil pilpres 2024 yang di Jateng dimenangkan oleh Prabowo yang menggandeng Gibran (Walikota Sueakarta yang juga anggota PDIP dan putera Presiden Jokowi) sedikit atau banyak ada dampaknya. Apakah PDIP masih kuat untuk maju sendiri tanpa berkoalisi dengan partai lain? Ini masih perlu dimatangkan dulu di internal PDIP. Namun jika PDIP merasa perlu berkoalisi, kira-kira dengan siapa PDIP akan berkoalisi? Peluang itu ada pada PKB (KH Yusuf Chudlori atau kader PKB lain) atau PPP (Gus Yasin atau kader PPP lain). Baik PKB atau PPP sama-sama berpeluang digandeng PDIP, alias koalisi Nasionalis – Religius.

Pada sisi lain, KH Yusuf Chudlori (ketua DPW PKB Jateng) dalam sejumlah kesempatan juga sudah didorong oleh para kiai dan kader-kader PKB untuk maju dalam Pilgub Jateng 2024. PKB tentu tidak akan menyia-nyiakan peluang untuk maju sebagai cagub atau cawagub. Opsi menjadi cagub tentu besar tinggal menggandeng partai lain, misalnya, partai Nadem atau PKS yang kemarin sudah terbukti solid mengusung Capres Anies – Muhaimin. Atau koalisi dengan PDIP jika memang atas dasar pertimbangan strategis pusat perlu koalisi dengan PDIP. Sosok Gus Yusuf sebagai representasi kalangan santri yang religius sangat besar diusung oleh PKB yang memiliki basis kuat di kalangan umat Islam tradisionalis (NU) tinggal mencari tambahan suara dari kalangan Nasionalis atau kaum profesional yang mempunyai jaringan massa kuat bisa dari kader partai atau non partai. Selain Gus Yusuf ada sejumlah kader PKB yang juga dapat diusung sebagai cagub atau cawagub yaitu Ariaf Rahman (Bupati Blora).

Adapun peluang Sudaryono (Ketua Partai Gerindra Jawa Tengah) yang sudah mendapatkan dukungan dari para kader Gerindra di Jateng agar maju sebagai calon Gubernur Jawa Tengah juga terbuka, karena Gerindra mempunyai kursi yang signifikan di DPRD Jawa Tengah, namun karena belum bisa mengusung sendiri maka masih butuh koalisi dengan partai lain. Apabila merunut peta koalisi Pilpres 2024, Prabowo menyebut koalisi yang dia bangun adalah koalisi strategis tidak hanya di pusat tetapi juga akan berlanjut di daerah maka Gerindra harus berupaya tetap untuk bisa mendapat dukungan Golkar, PAN dan Demokrat. Jika koalisi ini berlanjut di Pilkada maka dapat mengusung Sudaryono dengan kader Golkar seperti Panggah (ketua Golkar Jateng), Dico Ganinduto (Bupati Kendal) atau Juliatmono. Dengan catatan mampu meyakinkan PAN dan Demokrat untuk tetap gabung koalisi pro pemerintahan ini mengingat mereka akan berjuang agar visi misi dan program Prabowo – Gibran bisa dijalankan hingga tingkat daerah dan itu niscaya bagi mereka untuk solid merebut posisi kepala daerah.

rkait peluang Kaesang Pangarep, secara formal dia ketua umum DPP PSI. Dengan perolehan suara PSI di Jateng yang masih kecil tentu berat bagi dia untuk maju sebagai calon gubernur, namun jika mau dipaksakan tetap maju karena peran bapaknya, maka kemungkinan besar akan melalui jalur partai2 koalisi pengusung Prabowo-Gibran, kalau ini terjadi maka Gerindra harus melepas Sudaryono dan Golkar juga melepas kadernya sendiri seperti Panggah, Dico atau Juliatmono. Atau bisa juga Kaesang dipasangkan dengan kader Gerindra (Sudaryono) atau dengan kader Golkar (Dico atau kader lain).
Tokoh Non Partai

Selain nama-nama tokoh elit partai, sebenarnya di Jateng ini ada sejumlah nama tokoh yang mempunyai peluang untuk diusung sebagai calon gubernur seperti Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi. Nama ini sangat populer dan memiliki banyak pendukung. namun karena yang bersangkutan bukan pimpinan partai untuk bisa diusung harus mendapat dukungan dari partai politik, itupun jika pak Luthfi benar2 mau maju, saya sendiri belum yakin beliau mau maju walau dukungan masyarakat terhadap beliau saya lihat sangat besar.

Tokoh lain non partai yang juga layak diusung maju adalah Gus Rozin, ketua PWNU Jateng yang baru terpilih di Konferwil awal Maret 2024. Gus Rozin dikenal dekat dengan berbagai kalangan termasuk dengan Presiden Jokowi. Sebagai mantan ketua RMI PBNU beliau juga sangat populer di kalangan pesantren. Karena itu perluang beliau bsebagai pemimpin ormas Islam terbesar di Jawa Tengah untuk maju sebagai caloon Gubenur juga sangat besar. Lewat partai apa? Bisa saja melalui jalur PKB sebagai partai politik yang didirikan oleh NU atau melalui jalur partai lain yang berminat mengusung beliau. Secara kapasitas dan jam terbang, Gus Rozin sudah sangat pantas diusung sebagai cagub, cuma masalahnya apakah beliau mau diajukan sebagai calon Gubernur Jawa Tengah?
Selanjutnya tokoh non partai yang juga layak diusung sebagai capon gubernur Jateng adalah Dr. Abdul Kholik, MH, anggota DPD RI. Tokoh muda ini terbukti sukses dua kali dalam pemilihan anggota DPD RI yaitu hasil pemilu 2019 dan pemilu 2024 yang berdasarkan hasil penghitungan sementara unggul masuk tiga besar. Tokoh yang asli Cilacap ini juga dikenal dekat dengan berbagai kalangan sehingga perolehan suaranya cukup siginifikan nembus 2 juta pemilih tentu angka yang lumayan besar. Pemikirannya soal pembangunan Jawa Tengah juga luar biasa misalnya bagaimana meningkatkan pembangunan di kawasan Jateng selatan. Kemudian terkait dengan penanganan rob dan abrasi serta pemberdayaan pertanian di kalangan anak muda dengan teknologi tepat guna. Masalahnya apakah ada partai politik yang berminat meminang beliau?

Mencari Figur Cagub Harapan Rakyat
Demokrasi menempatkan kedaulatan berada di tangan rakyat, maka sudah semestinya jika para elit partai dalam menentukan figur yang diusung sebagai cagub juga memperhatikan apa yang menjadi harapan rakyat.

Bursa nama-nama calon gubernur Jateng masih sangat dinamis dan bisa berubah seiring perjalanna waktu akan mengerecut ke figur-figur tertentu. Agaknya diskusi kita selanjutnya sebaiknya lebih fokus pada mengurai berbagai persoalan yang ada di Jawa Tengah. Banyak masalah yang butuh segera diselesaikan seperti kemiskinan, kesejahteraan, lapangan kerja, rob, abrasi, banjir hingga pembangunan infrastruktur jalan.

Agenda ke depan, sebaiknya semakin banyak diadakan forum-forum diskusi guna mengkaji bagaimana solusi mengatasi berbagai maslaah yang dihadapi Jawa Tengah? Tentu dengan berdasarkan pada UU nomor 23 tahun 2014 tentang otonomi daerah. Sudahkan UU tersebut dijalankan dengan baik di Jawa Tengah?

Setelah matang mendiskusikan masalah dan solusinya, baru kita cari, kira-kira figur siapa yang paling layak diusung sebagai calon gubernur Jateng agar dapat dapat membawa perubahan yang lebih baik. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *